Roma Alias Rombengan Malam
Kalau Ngalamers mendengar kata “Roma”,
yang terpikirkan adalah kota glamour di Negara Italia yang penuh dengan
gemerlap lampu nan megah. Namun jika Ngalamers berwisata malam di Kota
Malang, maka kata Roma takkan terasa asing di telinga. Jauh berbeda
dengan Roma ala Italia, Roma di Malang adalah singkatan dari “Rombengan
Malam”, yaitu pasar dadakan ditrotoar depan pertokoan yang sudah tutup
di bilangan Gatot Subroto, Kota Malang, merupakan alternatif wahana
belanja barang-barang loak di malam hari.
Roma yang buka sekitar jam delapan
sampai jam satu malam ini tidak seperti pasar pada umumnya. Kalau sudah
jam delapan malam sepanjang jalan gatot subroto ini sudah berjajar
penjual beralaskan tikar didepan bangunan-bangunan toko yang sudah tutup
di malam hari. Setelah hampir semua barang tertata dan semakin banyak
orang yang berjualan, orang-orang datang dan mulai memadati pinggiran
jalan atau trotoar tempat lapak-lapak sederhana pasar tersebut.
Barang-barang yang dijual di Roma ini
banyak mulai dari sepatu, baju, sampai barang-barang elektronik baru
maupun bekas, bahkan barang-barang antik ada. Walaupun sudah dikenal
sebagai pasar loak Roma ini sangat di minati pengunjung karena
menawarkan barang-barang yang murah dengan kualitas impor.
Salah satu faktor yang menyebabkan harga
jual di Roma lebih murah adalah para pedagang tidak dikenai pajak oleh
pemerintah. Hal ini disebabkan karena Roma bukanlah pasar resmi,
sehingga harga jual merupakan hasil tawar-menawar antara penjual dan
pembeli tanpa dipengaruhi kawajiban pedagang membayar pajak.
Jika dilihat dari bentuk pasarnya, memang lebih mirip seperti pedagang kaki lima yang berjualan sepanjang jalan. Tidak ada lapak, hanya karpet berukuran kecil sebagai alas penjual dan sedikit tempat untuk menggelar barang dagangan.
Jika dilihat dari bentuk pasarnya, memang lebih mirip seperti pedagang kaki lima yang berjualan sepanjang jalan. Tidak ada lapak, hanya karpet berukuran kecil sebagai alas penjual dan sedikit tempat untuk menggelar barang dagangan.
Jika ingin membeli barang di roma, harus
pintar-pintar menawar, tawar harga dari separuh harga yang ditawarkan
oleh penjual, dan turunkan harga sebisa mungkin. Karena tidak dikenai
pajak, harga dapat turun drastis dibandingkan dengan harga pasaran. Jika
pembeli adalah orang-orang yang sudah biasa bertransaksi di Pasar
Maling, maka sangat susah ditipu pedagang karena mereka sudah memahamh
aturan main di Roma.
Entah kenapa sebagian orang
menamainya Pasar Maling. Tidak jelas siapa yang memberi nama itu, namun
warga Malang sepakat menyebutnya Roma atau Pasar Maling. Tidak
dipungkiri, mesti kebanyakan penjual menyangkal tentang barang dagangan
yang dicurigai barang curian, tetap ada juga barang yang memang didapat
dari pencuri. Sirkulasi penjualan barang curian itu terjadi secara
berantai. Misalnya dari pencuri, ke pengadah, kemudian baru dijual ke
pedagang Pasar Maling untuk dijual langsung ke pembeli. Meski sudah
menjadi rahasia umum, praktek ini tidak serta merta dapat dikriminalkan
karena tidak ada tindakan yang benar-benar menunjukkan aksi pencurian.
Sumber : Kaskus, rentalmotordimalang, wisata.kompasianaFoto : halomalang
Sumber : Kaskus, rentalmotordimalang, wisata.kompasianaFoto : halomalang
0 komentar:
Posting Komentar